Cerita dari Dermaga Tanjung Luar, Lombok Timur


Akhirnya setelah melewati begitu banyak pergolakan batin dan emosi, blog ini dapat saya isi lagi dengan tulisan-tulisan abstrak nan gak nyambung. Akhir minggu lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri acara tunjuk aksi dari remaja karang taruna daerah Tanjung Luar, Lombok Timur.

Banyak cara untuk memperkenalkan tempat-tempat indah yang ada di Pulau ini. Dengan teknologi yang semakin maju, siapapun dapat ikut andil dalam upaya membangun daerah. Seperti yang dilakukan oleh karang taruna daerah Tanjung Luar, Lombok Timur.

Remaja yang memiliki segudang ide dan kreatifitas membuktikan bahwa mereka dapat melakukan hal-hal positiv untuk menuju perubahan yang semakin baik. Remaja Karang taruna daerah Tanjung Luar ini menjadi salah satunya.

Mereka mengadakan kegiatan di Dermaga baru Tanjung Luar, Keruak, Lombok Timur untuk memperkenalkan daerah tersebut sebagai salah satu pusat destinasi di Pulau Lombok. Kegiatan yang memiliki jargon “Begerak” ini bermakna bahwa siapapun harus bergerak untuk melakukan kegiatan yang berguna bagi orang lain dan lingkungan.

Karya-karya yang ditampilkan dalam kegiatan yang berlangsung pada 28 April 2018 itu meyuguhkan penampilan dari remaja-remaja Tanjung Luar. Malam itu suasana deburan pantai menambah riuh acara, dengan alunan biola dari penampilan anak Tanjung Luar.

Tidak hanya itu, banyak tarian tradisional seperti tari sasambo, tari ningkende tanjoh, dan aksi kapuera serta masih banyak penampilan seru lainnya. Masyarakat yang antusias melihat setiap penampilan sederhana itu menjadi bukti kearifan masyarakat desa Tanjung Luar. Mereka menyaksikan setiap penampilan dengan gembira dan sangat terhibur.

Banyak pengunjung dari luar daerah Tanjung Luar dan komunitas-komunitas hadir dalam kegiatan “Begerak” tersebut. Di antaranya ada Fotografi Kampus Universitas Mataram, komunitas motor dan komunitas musik.

Pantai dermaga ini masih dalam proses persiapan, terlihat berugak-berugak pinggir pantai dengan hiasan-hiasan bambu masih sangat sederhana. Apapun barang-barang bekas dipakai untuk menambah nilai estetika pantai ini. Remaja memang tidak akan kehabisan ide mengelola sampah menjadi barang bernilai estetis. Ban-ban warna warni dijadikan pagar seperti jalan panjang, ada jembatan bambu yang masih dalam tahap pembuatan, dan bambu-bambu panjang dijadikan seperti lorong tanpa atap.

Acara berakhir tepat jam 11 malam, dengan suguhan penampilan band dari The Gokil Boys.

  



Postingan Populer