Sewindu


Tau lagunya Sheila on 7 yang Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan? Tau gak, kenapa lagu ini sering kali menjadi soundtrack lagu perpisahan? Sering kali menjadi lagu puncak di saat acara terakhir perpisahan kelas 12.  Tau gak, kenapa lagu ini sering kamu dengarkan? Coba deh, pasang headsheet kamu dan dengerin sekali lagi. Resapi lirik-liriknya. Mendengarnya sekali saja sudah membawa kamu pada memori kamu di waktu lalu. Sayangnya, memori yang teringat tidak semuanya indah. Mengingat memori yang ada, memaksa kamu membayangkan kembali memori yang juga menyakitkan, bahkan mengiris hati. 

“Memori tidak untuk dilupakan, tapi di kenang dan menjadi pelajaran.” katanya berdalih.

Lagi-lagi malam menjadi saksi, ketika air mata kamu tiba-tiba mengalir tanpa permisi. Sebuah tangisan klasik perihal receh dan tak ada arti. Orang lain tak akan mengerti, bahkan mungkin kamu pun tidak paham.

Pada akhirnya, kamu merasa lebih baik telah mengurai isi hati walau tak juga terucap jelas dengan lisan. Beruntungnya, dia tetap menangkap pesan-pesan singkat yang bercampur isak tangis ketika tisu terus mengusap air mata kamu yang kian deras.

Malam itu kalian bertemu. Berbicara satu sama lain, membiarkan semua perspektif diri beradu kemudian bersatu. Malam itu kalian bertemu. Membiarkan pikiran-pikiran kalian beradu dengan waktu. Mencoba mengingat masa-masa kalian belajar dan berproses bersama. Nyatanya, kamu masih kamu yang dulu. Bersama mereka kamu temukan bahagia mu. Waktu malam itu tidak cukup menuangkan rasa rindu 7 hari tidak bertemu. Seminggu loh bukan sewindu.

Kembali pada lagu SO7, yang berjudul Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan. Rasanya, lagu itu mengingatkan kita tentang sahabat, teman, atau saudara lain darah. Liriknya mewakili keadaan dimana kalian akan menempuh jalan masing-masing ketika telah lulus dari masa abu-abu. Atau lulus dari dunia kampus sehingga siap untuk mengarungi dunia selanjutnya, entah itu bekerja atau menikah.

Teman atau sahabat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sosial kita. Mereka dapat membawa pengaruh positif atau pengaruh negatif. Karena hal tersebut, Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda

“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Dari Anas, dia menuturkan, Rasulullah bersabda, “Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya (percikannya), maka kamu akan terkena asapnya.” (HR. Abu Dawud)

Saya pun masih penuh dosa, tapi dengan ini saya ingin berbagi sedikit pengingat diri bagi saya dan kamu yang menjalin persahabatan dimana saja.

Persahabatan yang di jalani dengan tulus karena Allah akan menjadi saudara yang saling mengasihi dan saling membantu, dan persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga ke Akhirat kelak. Allah berfirman, artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67).

Photo by Pexel

Komentar

Postingan Populer