Hidup Terancam, Penyu Bisa Menjadi Sebuah Kenangan


Indonesia merupakan rumah bagi 6 dari 7 spesies penyu yang ada di dunia. Enam spesies penyu tersebut yaitu, Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Pipih, dan Penyu Tempayan. Bagi mereka, perairan Indonesia merupakan rute migrasi yang baik, karena Indonesia berada di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia. Hal tersebut menjadi sebuah hal yang istimewa, mengapa? karena Indonesia dapat menjadi rumah bagi salah satu hewan tertua yang ada di dunia. Ini dibuktikan dengan penemuan fosil penyu tertua di dunia yang berusia 120 juta tahun yang lalu. Sangat tua yakan?

Hal yang memprihatinkan dan mengiris hati yaitu, ketika jumlah penyu di dunia tahun ke tahun semakin berkurang. Penyu merupakan spesies hewan yang memiliki umur panjang, namun tidak semua bisa sampai pada umurnya yang kesekian ratus itu karena berbagai faktor.

Di Indonesia sendiri masih banyak masyarakat yang mengonsumsi telur penyu bahkan memburu penyu untuk diambil cangkangnya. Padahal, penyu betina dapat bertelur 2-8 tahun sekali. Saat itu, penyu betina dapat mengingat tempat ia menetas untuk pertama kalinya, sehingga dapat kembali bertelur disana. Sungguh fenomena yang luar biasa dan menakjubkan kalo saya si.

Dalam sekali bertelur, penyu dapat mengeluarkan telur hingga ratusan jumlahnya. Dari telur-telur yang berhasil menetas, hanya beberapa saja yang mampu selamat mengarungi samudera yang luas.

Salah satu faktor mengapa populasi penyu terus berkurang, yaitu perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti mengonsumsi telur penyu. Masyarakat kita memiliki beragam kepercayaan ketika mengonsumsi telur penyu, bahkan ada yang mengonsumsi dagingnya. Maraknya perdagangan daging dan telur penyu ini tentu mengancam kehidupan penyu yang ada di habitatnya.

Angka perdagangan produk penyu bahkan kian meningkat drastis dari tahun ke tahun. IUCN atau uni internasional untuk konservasi alam menyatakan bahwa penyu masuk dalam daftar merah spesies yang terancam musnah dari muka bumi. Populasi penyu yang berkurang menandakan ada yang tidak beres dari rantai kehidupan makluk hidup, yaitu faktor alam seperti iklim dan pemangsa, serta peran manusia juga tidak lepas menjadi faktor penyebabnya.

Tidak hanya daging dan telurnya, penyu juga sering diburu untuk diambil cangkangnya. Hal tersebut digunakan untuk hiasan, karena pola dan teksturnya yang unik dan indah. Tidak jarang, mereka menjual dengan harga yang sangat mahal, lagi-lagi faktor ekonomi melatar belakangi perdagangan illegal seperti ini.

Perubahan iklim juga menjadi salah satu penyebab penyu tidak bisa bertahan hidup sampai waktunya mereka bertelur kembali. Iklim mempengaruhi jenis kelamin penyu yang bertelur. Cuaca yang lebih hangat menghasilkan banyak penyu betina, sehingga populasi di habitatnya tidak sesuai dengan jumlah penyu jantan dan mengurangi kesempatan untuk reproduksi.

Kita kembali ke Indonesia yang menjadi rumah bagi hampir semua jenis penyu yang ada di dunia. Sayangnya, Indonesia belum menjadi rumah yang nyaman untuk para penyu yang berjuang hidup hingga ratusan tahun itu.

Peristiwa terdamparnya puluhan penyu pada saat tsunami di wilayah selat sunda menunjukan bahwa penyu banyak melakukan migrasi ke perairan Indonesia. Bahkan, satu di antara penyu tersebut ada yang sampai ratusan kilogram. Sebagai spesies yang suka menjelajah, Penyu Belimbing bahkan bisa berenang di samudera sejauh 16 ribu kilometer dalam waktu satu tahun, dimana diameter bumi saja hanya 12 ribu kilometer. Luar biasa gak tuh? Iya, perjalanan yang jauh tersebut tentu tidak mudah dijalani oleh seekor penyu. Ia akan menemukan banyak rintangan dan cobaan, mulai dari predator, makanan, ketemu mantan, (eh)  hingga lingkungan yang telah tercemar.

Maka tidak heran dari ratusan telur, hanya belasan bahkan satuan saja yang bisa bertahan hidup hingga dewasa dan kembali bertelur lagi.
Bila hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin bila dalam beberapa tahun ke depan spesies penyu akan benar-benar menjadi kenangan. Hanya akan terlihat dalam foto, ilusi, atau fosil. Sangat menyedihkan ketika membayangkan generasi anak cucu kita tidak bisa menyaksikan salah satu spesies yang menakjubkan ini di dunia.

Untuk mengurangi ancaman kepunahan yang terjadi, marilah kita bersama-sama meluangkan waktu untuk memahami penyu, mulai dari sejarahnya, jenisnya, hingga peranannya dalam rantai kehidupan makhluk hidup. Jangan sampai kita tidak bisa lagi melihat mereka, sehingga hanya menjadi sebuah kenangan dan cerita pengantar tidur atau dalam arti lain, musnah. Sekian. Salam untuk sahabat penyu dan salam juga buat dia yang jauh disana. (ehem)

Foto by Pexel

Komentar

Postingan Populer