Mempersiapkan Liputan Langsung -Pengalaman Pertama di depan Kamera-




Setelah bercerita tentang tulisan opini yang berhasil tembus di salah satu Koran lokal, saya kembali dihadapi dengan tugas kuliah lainnya. Kali ini, saya diminta untuk membuat suatu produk jurnalistik siaran berupa video reportase dan laporan langsung di lapangan. Sudah menjadi keharusan sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk dapat menghasilkan sebuah karya jurnalistik. 

Bentuknya pun beragam, mulai dari tulisan hingga laporan berupa audio visual. Dalam hal ini, audio visual menjadi tantangan yang tidak mudah. Selain harus membuat naskah berita, saya juga perlu memikirkan konsep video yang menarik agar sedap dipandang mata. 

Untuk kali ini, sebuah laporan langsung membuat saya harus beradu tatap dengan sebuah lensa kamera.
Sebelum beranjak pergi untuk “liputan” dalam tanda kutip, karena untuk memenuhi tugas kuliah. Saya mencoba menghimpun berbagai persiapan yang saya lakukan serta berbagai kendala dan solusi yang saya temukan sendiri di lapangan. 

Hal ini saya tuliskan semata-mata untuk berbagi perasaan yang sama ketika kalian nantinya menghadapi hal yang serupa. Kali aja bermanfaat. Hiyahiyahiyaa....
Lanjut, hal pertama yang saya siapkan saat itu tentunya naskah berita. Ini based on experience saya ya. Setiap orang mempunyai caranya masing-masing. Tentukan issu apa yang kalian mau angkat. Untuk mencari issu yang sedang hangat, coba deh buka media sosial atau kaitkan dengan lokasi tempat tinggal kalian, apakah ada yang menarik yang bisa diangkat sebagai informasi baru untuk masyarakat. 

Setelah merampungkan naskah berita, selanjutnya saya membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu pembukaan, isi dan penutup serta di mana saja bagian narasumber muncul di video kita. Pembagian seperti ini memudahkan saya nantinya untuk tahap editing.
Karena berupa laporan langsung atau yang biasa disebut “Life Report” penampilan di depan kamera menjadi hal yang juga penting untuk diperhatikan. Saya bukan orang yang terbiasa berdiri di depan kamera, buktinya bisa kalian lihat di video saya yang ini link: https://www.youtube.com/watch?v=saBOw1LQVzk&t=1s
Namun, ini menjadi hal yang wajib dan mau tidak mau harus dilakukan. Intonasi serta mimik muka menjadi baik dan menarik dengan banyak-banyak berlatih dan saya juga sedang mengusahakan hal itu.
Persiapan selanjutnya berada di alat atau perlengkapan merekam serta konsep video yang akan dihasilkan. Penentuan lokasi serta waktu berdasarkan naskah berita perlu disesuaikan. Dalam video reportase maupun laporan langsung, semua harus berhubungan dengan baik antara visual dan naskahnya. Manusia aja perlu menjaga hubungan satu sama lain, apalagi sekedar gambar dan naskah.
Tidak banyak alat yang saya pakai, karena memang tidak punya sih. Semua modal minjem. Tripod perlu digunakan untuk menjaga kestabilan gambar. Kamera jelas untuk merekam audio dan visual. HP saya gunakan untuk merekam audionya agar lebih jelas jika audio di kamera tidak terdengar.
Harap maklum, karena saya tidak punya mic eksternal untuk kamera, jadi saya mengakalinya seperti itu. Proses editing nanti yang akan menyatukan kedua insan tersebut. Dan, jangan pernah lupa memori kamera anda pemirsahhhh...
Persiapan sudah siap, waktunya meluncur ke lapangan, yuhuyyy...
Ada hal yang juga perlu diperhatikan ketika berada di lapangan. Saya pribadi, saat terjun di hari pertama masih malu-malu, bingung, ini gimana ya, siapa yang mau dijadiin narasumber, duh rame, mana harus life report, ngomong depan kamera udah kaya profesional aja padahal mah apa atuh.
Bawa-bawa kamera ditambah tripod, di tanya orang lewat “Mba, ini masuk TV mana?” “TV Arab Saudi mas, mau jadi narasumber saya?” eh, masnya malah pergi gak pake permisi.
Percaya diri adalah kunci dari kuncinya kunci. Membangun rasa percaya diri, dan optimis liputan kalian akan berhasil adalah salah satu bumbunya. Bumbu yang akan mempermanis liputan kalian sehingga sampai di tengah masyarakat dengan baik.
Finally, akhirnya kalian sudah berada di depan kamera dan harus menatapnya lurus seperti lawan bicara. Arahkan pandangan dengan ramah, sampaikan informasi dengan tegas dan jelas, sesuaikan ekspresi dengan konteks berita dan beri sedikit gesture pada tubuh agar tidak terlihat kaku. 

Mudah banget kan, kalo dibayangin. Praktiknya, dicoba sendiri deh. Ternyata tidak sulit loh. Hanya perlu banyak berlatih dan terus berlatih, salah satunya ya dengan mencoba.
Penting juga nih untuk terbuka dengan masukan dan saran dari orang lain. Jangan langsung jatuh dan tak berdaya ketika video kalian dicaci maki, hehehee. Serem amat yak. Tenang. Itu tandanya mereka peduli akan perbaikan kita kedepannya. Selamat mencoba dan jangan lupa bahagia.



Komentar

Postingan Populer